TV ONLINE

NONTON TV LIVE HANYA DI: BLACKLINKZ.CO.CC
PasangIklanoketrik PasangIklanoketrik PasangIklanoketrik PasangIklanoketrik PasangIklanoketrik PasangIklanoketrik

WORLD CUP 2010

FIFA Segera Pulangkan 10 Wasit Piala Dunia
Wasit asal Mali, Koman Coulibaly menjadi wasit pertama yang dipulangkan FIFA.
Kamis, 1 Juli 2010, 12:02 WIB
Edwan Ruriansyah
Wasit Koman Coulibaly (kuning) diprotes pemain AS Clint Dempsey (biru) (AP Photo/Elise Amendola)

VIVAnews - Wasit dengan penilaian buruk sesuai hasil evaluasi FIFA akan dipulangkan jelang laga perempat final. Mereka takkan memimpin laga lagi sampai final Piala Dunia 2010.

Mereka akan dikirim pulang ke negara masing-masing. Selasa lalu, FIFA telah mencoret dua wasit: Jorge Larrionda (Uruguay) dan Roberto Rosetti (Italia).

Larrionda dianggap melakukan blunder karena tak mengesahkan gol gelandang Inggris, Frank Lampard yang jelas-jelas masuk sesuai tayangan ulang saat melawan Jerman, Minggu 27 Juni 2010.
Sedangkan Rosetti dianggap tak jeli karena mengesahkan gol pertama Argentina sepakan Carlos Tevez yang berdiri offside saat melawan Meksiko, Senin dini hari WIB, 28 Juni 2010.

Wasit asal Mali, Koman Coulibaly menjadi wasit pertama yang dipulangkan FIFA dari Piala Dunia 2010. Coulibaly dianggap melakukan keputusan kontroversial karena tak mengesahkan gol ketiga Amerika Serikat saat melawan Slovenia di babak penyisihan grup.

FIFA segera merilis daftar tujuh wasit lainnya yang akan menyusul ketiga rekannya itu. 10 wasit tersebut akan mengemasi barang-barang mereka dari tempat menginap sejak awal Piala Dunia di Pretoria, segera seusai diumumkan pencoretan namanya oleh FIFA.

Laporan: Elando Saboe
• VIVAnews 


Sneijder 'Sang Sniper' Man of the Match
Sneijder otak dari dua gol kemenangan Belanda atas Brasil.
Sabtu, 3 Juli 2010, 00:16 WIB
Toto Pribadi
VIVAnews - Tak diragukan lagi jika Wesley Sneijder pantas menyandang status sebagai Man of the Match saat Belanda berhasil menyingkirkan Brasil 2-1 di babak perempatfinal Piala Dunia 2010.

Brasil boleh memulai laga dengan meyakinkan saat Robinho berhasil membuat Selecao unggul 1-0 hingga akhir babak pertama. Namun kejelian armada De Oranje memanfaatkan peluang dan lengahnya konsentrasi pemain Brasil membuat Belanda akhirnya berbalik unggul 2-1.

Terlepas dari gol bunuh diri dari gelandang Brasil, Felipe Melo, permainan Belanda tetap pantas diacungi jempol. Dan berbicara mengenai permainan minimalis mematikan Belanda tentu tak bisa lepas dari peran Sneijder.

Keberadaan Sneijder ini pula yang membuat Presiden Internazionale Milan Massimo Moratti sebelum laga mewanti-wanti Brasil yang awalnya lebih diunggulkan.

Ya, duel ini memang menjadi perang saudara antara tiga pemain Inter di Brasil dan satu pemain Inter di Belanda. Kiper Julio Cesar, bek Douglas Maicon dan Lucio di kubu Brasil harus bertarung dengan Sneijder.

"Mungkin saya harus netral untuk pertandingan ini. Tapi melihat adanya Sneijder dan Robben, keduanya dapat menciptakan sesuatu," ujar Moratti sebelum pertandingan.

Dan ucapan Moratti terbukti, Sneijder menjadi otak dari gol bunuh diri Melo di menit 53 dan tandukannya di menit 73 akhirnya menjadi bencana bagi tim besutan Carlos Dunga.

Sneijder, sosok ini memang menjadi otak keberhasilan Inter Milan merengkuh treble winners tahun ini. Bermain cerdas, umpan akutar dan jago mengeksekusi bola mati menjadi nilai kelebihan sosok bernama lengkap Wesley Benjamin Sneijder ini.

Gelandang 26 tahun ini mengawali karir profesionalnya di klub raksasa Belanda Ajax Amsterdam pada 2002 silam. Setelah lima tahun bersama Ajax dengan mempersembahkan gelar Eredivisie pada 2004, Sneijder hijrah ke Real Madrid pada 2007.

Sempat tampil mengesankan di musim pertamanya dengan mempersembahkan gelar La Lia pada 2008, Sneijder mulai terpinggir. Suami dari Ramona Streekstra ini akhirnya diboyong Inter Milan pada 2009 lalu.

Prestasi emas pria dengan tinggi 170 cm ini langsung dicapai di musim pertamanya bersama Inter. Scudetto Serie A, Coppa Italia dan trofi Liga Champions berhasil dipersembahkan pemilik angka keramat 10 ini di musim yang sama.

Kini Sneijder menjadi andalan Belanda untuk menciptakan sejarah merengkuh trofi Piala Dunia 2010. Semifinal telah ditangan dan tinggal melewati dua pertandingan lagi maka sejarah akan sukses diciptakan Sneijder dan kawan-kawan. Selamat meneer.
• VIVAnews  



Felipe Melo, Bunuh Diri Lalu Injak Robben
Melo sebenarnya punya kualitas tinggi. Maradona bahkan pernah memujinya.
Sabtu, 3 Juli 2010, 00:33 WIB
Irvan Beka
Felipe Melo saat insiden dengan Robben (AP Photo/Schalk van Zuydam)
VIVAnews - Entah apa yang ada dalam benak Felipe Melo di menit 73 dalam laga melawan Belanda, Jumat, 2 Juli 2010. Arjen Robben ia terjang. Tak puas sampai di situ, Robben si Manusia Kaca yang sudah terbaring di tanah pun diinjaknya.

Wasit asal Jepang Yuichi Nishimura tak punya pilihan lain kecuali memberikan kartu merah buat Melo. Sebuah pukulan ganda buat sang modfielder setelah sebelumnya ia melakukan gol bunuh diri ke gawang Julio Cesar.

Saat tertinggal 1-2, kehilangan satu pemain tentu saja membuat perjuangan Brasil untuk menyamakan kedudukan kian berat. Juara dunia lima kali itu pun akhirnya menyerah.

Malam tadi jelas lah bukanlah malam yang baik buat pemain Juventus itu. Bukan sesuatu yang mengejutkan jika nantinya ia akan menjadi kambing hitam kekalahan Brasil.

Padahal tahun 2009 lalu, Melo sempat mendapat pujian setinggi langit dari Diego Maradona. Pujian ini datang hanya lima bulan setelah ia untuk pertama kalinya terpilih masuk Selecao.

"Saya selalu bermimpi bisa main untuk tim nasional. Orang-orang sering menertawakan saya jika saya  bicara soal cita-cita saya ini," kata Melo sebelum partai kontra Belanda digelar.

Saat ini Melo pasti menyadari kalau ditertawakan pasti lebih ringan ketimbang terancam dituduh menjadi biang keladi kegagalan nasional.
Apa yang dialami Melo mirip dengan apa yang terjadi pada Piala Dunia 1998. Saat itu pemain Inggris David Beckham menendang Diego Simeone. Walau tak keras tendangannya, Simeone jatuh terguling-guling dan wasit pun menggusir Beckham dengan kartu merah.
Beckham disebut media Inggris sebagai seorang anak kecil nakal di antara 10 pemberani dalam laga yang akhirnya dimenang Argentina lewat adu penalti. Menarik ditunggu sindiran apa yang akan didapat Melo usai partai melawan Belanda. (FIFA)
• VIVAnews

Dunga: Brasil Kalah Karena Lengah
Pelatih Carlos Dunga kini hanya bisa menyesali penampilan buruk pasukannya.
Sabtu, 3 Juli 2010, 02:42 WIB
Toto Pribadi
Dunga (botecodabola)
VIVAnews - Perjalanan Brasil di Piala Dunia 2010 berakhir di babak perempat-final setelah disingkirkan Belanda 2-1, Jumat 2 Juli 2010. Padahal, Brasil sempat unggul satu gol lebih dahulu melalui kaki Robinho.

Namun usai turun minum Belanda bisa membalas dua gol. Pelatih Carlos Dunga kini hanya bisa menyesali penampilan buruk pasukannya pada paruh kedua pertandingan.

"Tak perlu diragukan, kami semua sedih. Kami tak mengiranya. Kami berlatih untuk meraih hasil lebih baik. Tapi kami sudah tahu ini akan jadi pertandingan sulit. Kami bermain baik pada babak pertama dan memburuk pada babak kedua," ujar Dunga usai pertandingan.

"Kami tak mampu menjaga fokus seperti babak pertama. Sayangnya, kami tak berhasil memperoleh tujuan utama dan seperti yang pernah dibilang, kami menuai banyak hasil positif dalam empat tahun ini. Saya bangga bisa menjadi komandan tim di depan para pemain seperti ini," lanjutnya.

Tak cuma kalah, Brasil juga bermain dengan sepuluh orang setelah Felipe Melo dikartumerah akibat menginjak Arjen Robben.

"Bermain dengan sepuluh orang di Piala Dunia sangat sulit. Kami sudah bilang saat jeda, wasit mendapat banyak tekanan. Tapi itu bukan alasan," imbuh Dunga.

"Pelatih lah yang bertanggun jawab dan semua keputusan yang saya buat demi kebaikan Selecao. Saya menghargai kerja media dan saya kira kami tak jauh beda dengan tim-tim peserta lain di sini."

Dunga tak terlalu akrab dengan media karena dianggap meninggalkan sepakbola indah ciri khas Brasil. Di Afrika Selatan, media mempertanyakan keputusan Dunga tetap menyertakan Gilberto Silva dalam tim inti.

"Kalau dilihat statistik FIFA, Gilberto Silva salah satu pemain yang tampil rutin. Saya pun tidak mau menyalahkan Melo. Banyak pemain lain yang menerima kartu merah di Piala Dunia. Kami menang atau kalah bersama-sama," tangkisnya.

Masih belum diketahui tindak lanjut pernyataan terakhir Dunga, yang sudah menangani timnas Brasil usai Piala Dunia 2006. Bisa saja komentar tersebut mengisyaratkan pengunduran diri pria berusia 46 tahun ini dari kursi kepelatihan Selecao. (Goal)
• VIVAnews 




FIFA Pelajari Sanksi 'Tangan Tuhan' Suarez
Komisi disiplin FIFA akan bersidang untuk memutuskan sanksi bagi Suarez.
Sabtu, 3 Juli 2010, 19:43 WIB
Marco Tampubolon
Luis Suarez (kiri) menghalau bola dengan tangannya (AP Photo/Ivan Sekretarev)
VIVAnews - Striker Uruguay, Luis Suarez terancam terdepak dari final Piala Dunia 2010. Pasalnya, Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) saat sedang membahas kemungkinan sanksi yang lebih berat bagi striker Ajax itu.



Uruguay berhadapan dengan Ghana di babak 8 besar, Sabtu, 3 Juli 2010. Setelah bermain imbang 1-1 sepanjang babak normal, pertandingan pun harus dilanjutkan lewat masa perpanjangan waktu.

Ghana nyaris menjebol gawang Uruguay di penghujung babak tambahan lewat tandukan Dominic Adiyiah. Namun aksi ini berhasil digagalkan oleh Surarez yang kebetulan berdiri di bawah mistar gawang.

Meski bukan seorang kiper, Suarez justru menghentikan bola dengan tangannya. Akibatnya, wasit langsung mengeluarkan kartu merah dan memberikan hadiah penalti bagi Ghana.

Striker Ghana, Asamoah Gyan tampil sebagai eksekutor. Sayang, tendangannya masih membentur tiang gawang. Skor 1-1 pun bertahan hingga babak tambahan usai dan dilanjutkan lewat adu penalti.

Dalam penentuan terakhir ini, Uruguay berhasil unggul 4-2 dan melaju ke babak semifinal. Sedangkan Suarez tampil sebagai pahlawan bagi Uruguay lewat aksi 'Tangan Tuhan' jilid kedua yang diperagakannya.

Suarez dipastikan tak bisa memperkuat Uruguay di babak selanjutnya. Pasalnya kartu merah yang diterimanya secara otomatis membuatnya absen untuk sekali laga, yakni pada babak semfinal lawan Belanda.

Namun FIFA ternyata tak ingin berhenti sampai di sana. Federasi sepakbola dunia itu kini sedang mengkaji apakah tindakan Suarez bisa mendapat ganjaran yang lebih berat dari hanya sekadar absen untuk satu laga.

Juru bicara FIFA, Pekka Odriozola seperti dilansir dari soccerway.com,  Sabtu, 3 Juli 2010 mengatakan Komisi Disiplin akan segera bersidang. Mereka akan membahas apakah Suarez berpeluang mendapat hukuman yang lebih berat.

"Kartu merah dalam pertandingan apapun akan diganjar dengan larangan satu pertandingan," kata Odriozola.

"Namun Komisi disiplin juga membahas apakah kartu merah langsung juga  bisa berlaku untuk pertandingan lainnya. Dalam artian, komisi disiplin akan mempelajari kejadiannya lagi sebelum mengambil keputusan," tambah Odrizola yang belum tahu kapan sidang tersebut akan digelar.

Odriozola sendiri menolak berwacana mengenai kejadian tersebut. "Fair play sangat penting bagi FIFA, namun saya tidak akan membuat penghakiman atas pertandingan tersebut," tandasnya.
• VIVAnews